KETUA ASOHI JADI NARASUMBER WEBINAR NASIONAL BBPMSOH Print
Written by sekretariat   
Friday, 08 January 2021 11:41
BOGOR, Selasa, 22 Desember 2020. Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan (BBPMSOH) mengadakan Webinar Nasional dengan judul “Peran Obat Hewan dalam Peningkatan Produksi Ternak Nasional dan Peningkatan Ekspor (Gratieks)”
 
Seminar yang dimulai dari jam 08:00 pagi itu menghadirkan Keynote Speaker Dr. Ir. Nasrullah, M.Sc Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Seminar diikuti oleh ratusan peserta perwakilan perusahaan obat hewan, feedmiller, pemerintah dan akademisi. 
 
Beberapa pembicara kompeten yang dihadirkan diantaranya Drh. Fadjar Sumping Tjatur Rasa, Ph.D Direktur Kesehatan Hewan – PKH dengan judul makalah "Regulasi Obat Hewan Dalam Mendukung Produksi Pangan Asal Ternak dan Ekspor”. Selanjutnya ada Prof. DR. IR Imam M Fahmid M. T Dev,  Staf Khusus Menteri Pertanian Bidang Kebijakan Pertanian dengan presentasi berjudul “Sinergitas Pemerintah dan Dunia Usaha Obat Hewan dalam Membangun Peternakan dan Meningkatkan Ekspor”
 
Pembicara berikutnya Drh. Maidaswar, M.Si,  Kepala BBPMSOH dengan makalah berjudul “Layanan BBPMSOH dan Peran Strategis dalam Mendukung Kesehatan Hewan Nasional” dan terakhir Ketua Umum ASOHI Drh. Irawati Fari dengan presentasi berjudul “Kontribusi Industri Obat Hewan dan Peluang Ekspor Obat Hewan”. Seminar dimoderatori oleh Dr. drh. Maria Fatima Palupi, M.Si
 
Dalam paparannya Drh Irawati Fari menyampaikan bahwa pertumbuhan obat hewan diprediksikan naik 5-6% dari tahun 2021. Selain itu ASOHI juga terus berupaya mendukung kebijakan Pemerintah diantaranya berperan aktif dalam penyusunan RPP Cipta Kerja tentang Perizinan berusaha Sub Sektor Pertanian, Rencana pelarangan  golongan antibiotika tertentu , dan kombinasi antibiotika, Importasi & registrasi obat hewan, serta Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks).  
 
“ASOHI juga mendukung perkembangan produk alternatif AGP dan antibiotika, seperti: herbal, enzim, probiotik, prebiotic, esensial oil, vaksin penyakit bakteri. Ketersediaan obat hewan non-pangan (hewan kesayangan) dan pangan lainnya (domba/kambing, sapi) yang teregistrasi. Ketersediaan obat hewan terkait kasus penyakit yang marak terjadi, seperti: desinfektan, imunomodulator, dan vaksin. Kami juga mendukung pemerintah dalam pengawasan peredaran obat hewan secara online dan tidak teregistrasi,” urai Drh Irawati Fari. 
 
ASOHI sebagai mitra pemerintah dan stake holders berperan aktif dalam mengawal proses kebijakan pemerintah dan memberi masukan terhadap kebijakan tersebut. Menjalankan dan memonitor implementasi dari kebijakan pemerintah dan memberi masukan bilamana diperlukan untuk ditinjau kembali. 
 
ASOHI juga bersama stake holders terkait bekerja sama dalam mengevaluasi dan memberikan masukan terhadap kebijakan pemerintah, serta mendukung program pemerintah dalam hal ketahanan pangan dan meningkatkan konsumsi protein hewani dan meningkatkan kesehatan serta produktivitas hewan.
 
Irawati menambahkan, saat ini ASOHI juga berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan hewan. Menyediakan produk-produk kesehatan hewan yang Bermutu, Aman, dan Berkhasiat. Pengendalian penyakit baik yang berada di Indonesia, maupun yang baru masuk/eksotik seperti ASF. Pengembangan produk-produk baru atau R&D untuk memenuhi kubutuhan akan perkembangan situasi penyakit di Indonesia , serta mendukung kebijakan pemerintah dalam hal AMR dengan penyediaan produk pengganti AGP.   
 
“Untuk mewujudkan Usaha Obat Hewan yang Sehat, Tertib, Bertanggung Jawab, setiap perusahaan anggota ASOHI harus memilki izin usaha resmi. Produk Obat Hewan juga harus teregistrasi dan memastikan perusahaan Obat Hewan menjalankan kewajiban dan mematuhi peraturan yang berlaku; serta menjalankan usaha sesuai kode etik ASOHI,” jelas Irawati. (WK)